Madrasah Youth Nation Intellectual Congress atau akrab disebut dengan MYNIC merupakan kegiatan rutin yang sekarang memasuki tahun keempat diadakan. Tuan rumah MYNIC tahun 2022 ini yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Aceh Timur, yang mana pusat kegiatan MYNIC 4 ini di Kota Banda Aceh. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari masing-masing MAN IC, salah satunya MAN IC Kota Kendari yang diwakili oleh Wa Izzah Azzahra (XII IPA 3) dan Nurul Khazanah Zulfan (XII IPA 2).
Kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 1-4 September itu, sebenarnya diwakili oleh Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS, akan tetapi karena ada halangan sehingga yang wakili MAN IC Kendari adalah Sekretaris ! dan Sekretaris 2 OSIS.
Rapat yang dilakukan dalam kegiatan ini bukan seperti diskusi biasa, tapi bentuk rapatnya dibuat seolah peserta memiliki peran di lembaga non-kementrian. Masing-masing lembaga memuat satu kelompok yang isinya 2 MAN IC. Adapun MAN IC Kota Kendari bersama MAN IC Bengkulu Tengah mendapatkan peran sebagai Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pada rapat tersebut mereka membahas program kerja jangka pendek dan jangka panjang terkait lembaga masing-masing. Hasilnya berupa draf resolusi yang akan dikirim ke Dewan Perwakilan Rakyat, kemudian dikirim lagi ke suatu kementerian.
Satu program kerja yang mereka usulkan yaitu membuat Karya Ilmiah Remaja (KIR) sebagai salah satu persyaratan lulus SMA, di mana usulan tersebut terinspirasi dari MAN IC Kota Kendari yang dulu.
“Perasaan saya yang pertama tentu saja senang, kemudian tertekan karena saya mewakili MAN IC Kota Kendari, dan juga sebenarnya takut karena pergi ke sana (Aceh) hanya berdua dengan rekan saya yaitu Nina (Nurul Khazanah Z. ),” ujar Wa Izzah Azzahra diruang ekskul MAN IC Kendari (24/09/2022).
Saat mengikuti kegiatan ini, Wa Izzah mendapatkan banyak momen-momen berkesan, di antaranya saat ia berkunjung ke destinasi wisata Aceh yakni Museum Aceh, Museum Tsunami, Masjid Baiturrahman Aceh, dan Pantai Lhoknga.
Momen yang paling berkesan dan seru bagi Wa Izzah yaitu di Museum Tsunami yang berbentuk kapal (PLTD Apung), isinya yaitu simulasi dan peninggalan kapal. Kata Wa Izzah dari atas kapal tersebut bisa terlihat pemandangan bukit-bukit dan pemandangan banyak masjid-masjid yang ada di Aceh.
Wa Izzah menceritakan perbedaan antara MAN IC Kota Kendari dan MAN IC Aceh Timur misalnya, yang tidak ada di MAN IC Kendari yaitu gedung olahraga (GOR), perbedaan pada bentuk koperasinya. Kemudian ekskul di MAN IC Aceh Timur ada Cendekia Event Organizer (CEO), Lintas Pena (buat buku). Selain itu, jika di Man IC Kendari Gedung Pusat Layanan Kegiatan Siswa-nya akrab disebut letter U tapi jika di MAN IC Aceh Timur akrab disebut gedung C.
Lanjut Izzah, di MAN IC Kendari terdapat Gedung Laboratorium Keagamaan di mana pada pada lantai pertama merupakan masjid, sedangkan di MAN IC Aceh Timur, masjid berpisah dengan Lab keagamaan. Perbedaan yang lain lagi yaitu jadwal pegang HP di mana siswa MAN IC Aceh Timur hanya memegang HP hanya sewaktu pesiar tapi penggunaan laptop tidak dibatasi sedangkan di MAN IC Kota Kendari dapat memegang HP setiap hari ahad dengan persyaratan sebagaimana adanya begitu juga sewaktu pesiar akan tetapi penggunaan laptop terbatasi hanya pada pembelajaran saja.
Menurut Wa Izzah manfaat yang ia dapat ketika mengikuti kegiatan ini di antaranya menambah relasi karena bertemu semua perwakilan siswa MAN IC se-Indonesia, menambah kemandirian, juga melatih public speaking karena terdapat banyak forum.
Kiat-kiat yang agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini yaitu aktif berorganisasi, rajin belajar dan melatih skill public speaking. “orang tua saya alhamdulillah, pertamanya kaget karena pergi tanpa pembina (hanya berdua) tapi saya yakinkan dan akhirnya orang tua saya mengizinkan dan mendukung,” ujar Wa Izzah ketika ditanya tanggapan orang tuanya. (***)
Penulis: Lisya Auliyah Jalil
Editor: Muhamad Taslim Dalma
0 comments:
Post a Comment